Rencana perombakan atau reshuffle kabinet rupanya sudah dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum mencuat ke publik. SBY menginginkan sebuah komitmen dan semangat baru dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Perombakan kabinet ini memang sebelumnya sempat tertunda. Namun, kali ini reshuffle untuk melakukan perubahan.
SBY saat ini sedang mensimulasi semua nama yang akan diganti, termasuk mencari calon penggantinya. Hasilnya, saat ini SBY sudah mengantongi banyak nama calon menteri.Namun, jika wacana reshuffle kabinet dibiarkan terlalu lama akan berbahaya bagi Presiden SBY, lantaran isu yang beredar akan semakin liar. Jika diumumkan segera, itu akan lebih baik.
Apalagi,UKP4 sebagai lembaga yang memiliki penilaian kinerja para menteri justru tidak pernah memberikan apa yang selama ini menjadi indikator. Seharusnya,jika UKP4 menyampaikan ada menteri yang mendapat rapor hijau atau merah maka disebutkan namanya, disertai indikator kinerja dan pencapaiannya.
Pada akhirnya masyarakat, pengamat memiliki indikatornya tersendiri. Sehingga, yang muncul adalah hal-hal yang berkaitan dengan hal persepsi publik, dalam hal ini kasus-kasus yang kontroversial, entah itu yang berbau korupsi, atau menyangkut kehidupan rumah tangga, isu-isu seputar kehidupan pribadi. Itu yang disayangkan.
Hal-hal yang berkaitan dengan masalah korupsi, penilaian publik, termasuk masalah kehidupan pribadi tidak bisa dilepaskan dari pencapaian kinerja sebagai faktor utama yang harus diperhitungkan.Dari tiga variabel penilaian yakni profesionalitas, penilaian publik, dan politik maka profesionalitas harus menjadi aspek terkuat.
Lalu Kapan reshuffle akan dilakukan presiden? Belum ada yang bisa memastikan kapan perombakan kabinet akan dilakukan.Namun ada berita beredar reshuffle kabinet akan di lakukan sebelum 20 Oktober 2011 atau dua tahun usia Kabinet Indonesia Bersatu jilid II.
http://www.mediaindonesia.com/read/2011/10/03/265110/284/1/-Proses-Reshuffle-Kabinet-Sudah-Tahap-Akhir
http://monitorindonesia.com/?p=51948
Tidak ada komentar:
Posting Komentar