keep smile..^_^

hai semua ekspresika hidupmu di sini!!!!

Rabu, 05 Desember 2012

INQUIRY LETTER


PT. Computing Indonesia
Jln.Akses UI NO.07
Kelapa Dua- Depok 16431
 

5th December,2012
PT.Sejahtera
Jln. Margonda Raya
Depok 16431

Dear Sirs,
In connection with your ad on the People's Daily on 04 December 2012, we are interested to buy different types of office equipment you have to offer.

For that we ask you to submit more detailed specifications, price lists, how to purchase the following method of payment. As for the issue of booking, we will immediately do after we receive the information from you.

For your attention, we say thank you.

Sincerely,

Misna Asqia
Director of the Company

Rabu, 21 November 2012

Styles / Format of Business Letter

busines latters in the United States, use four common letter formats. Variations differ for other countries such as the date is composed in another style. All proper business letter formats are acceptable but the block is more common.

      1.     Full Block Style
        The full block busiiness letter layout is the easiest to format. Here everything starts at the left margin, in the fact that to tabs are needded. This style is efficient ad businesslike. No wonder it has become so popolar setting up a block style letter is quite simple, since every line starts flush with the left margin. 


2. Block Style
setting up a block style is quite simple, since every line starts flush with the left margin

To format a bussiness letter in block style
  * Type all lines beginning e th left margin.
  * Center the letter vertically, then type the date.
  * After the date, press enter 4 imes and type the inside address. Leave 1 space betwen the state and the ZIP code.
  * After the inside address, press enter 2 times and type the salutions.
  * Press enter 2 times and begin the body of the letter.
  * Single-space the body, but pres enter 2 times betwen paragraphs.
  * After the last pargraph, press enter 2 times and typ the complimentary closig.
  * Pres Enter 4 times and type the writer's name and address.




3.      Semi Block Style
Fully-Blocked Style, Modified Block Style and Simplified Style are widely used these days among the business houses. Fully-Indented Style, Semi-Indented Style and Hanging-Indented Style are not extensively used. But all can be used by all. There is no restriction in using one style over others. It is only you who should decide which should be the best for you to bring the desired results.  




4.   . Idented Style
On the first line at the beginning of each paragraph starts with a few spaces from the left side, the distance is usually 1 cm spacing. the writing inside the address and signature section is done identasi. The magnitude of the identasi on each line is directly proportional to the order line. For example the first line does not do identasi, on the second row done identasi 0, 5 cm, in the third line is also done identasi 1 cm, etc. On the first line of every paragraph begins a few spaces from the left side. Usually 1 cm spacing distance from the left border.



5.     Simplified
Simple shapes (Simplified Style) is a form letter that is almost similar to the shape Straight Full but only without any greeting and closing greting. Usually this letter goes to the people who were working at the company. Sometimes the simple form of the letter writing is very simple without regard neatness and regularity.


6.     Hanging Idented Style
Usually the business letters are written on the letter head of the company. In case you have to write your letter in a white paper, please write your address before you start writing your letter. There are few people who suggest writing the sender’s address just below the date. This is also acceptable. There is not strict rule to suggest what is best for you. Let your sense of business judgment rule. 



Senin, 05 November 2012

Bussines Later

1. Letter head :
 This section contains the name of the organization / company, institution, complete address phone number etc.

2. Date line :
The lines are usually placed on at least one line below the title. This date is the date of manufacture mail address.

3. Inside address :
This section contains the names, addresses recipients.

4. Salution :
 Introduction of the letter as a form of greeting to the recipients.

 5. Body of the letter :
 This part contains information about the core of the letter. Body of the letter has three parts:
 i. The opening paragraph
 ii. Middle of a paragraph or communications
 iii. Closing paragraph.

 6. Complementary close :
 Is the concluding part of the letter.

7. Signature block :
This should be a few lines down near complementary.

8. Initials :
 The initials appear in the left margin and typed at least two lines below the signature block. This is a short signature of author types or computer operator.

 9. Enclosure : Section contains the list of attachments that follow the letter.

Example :

Kamis, 05 Juli 2012

AUTO EMERGENCY LAMP

BAB I PENDAHULUAN
 I.1. Latar Belakang
Dengan berkembangnya jaman maka semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan cahaya lampu terutama di daerah perkotaan yang sibuk dengan berbagai aktivitas terutama yang sangat mebutuhkan cahaya lampu (seperti : membaca, bekerja, menulis, dan lain sebagainya) membuat daya listrik berkurang bahkan terkadang turun yang menyebabkan listrik oleh PLN yang menyebabkan matinya lampu dan aktivitas yang sedang dilakukan terhambat. Oleh karna itulah maka diciptakannya Auto Emergency Lamp yaitu sebuah lampu darurat yang dapat meenyala ketika gelap dan menyala ketika terang secara otomatis Dengan menggunakan Auto Emergency Lamp ini maka aktivitas yang memerlukan bantuan cahaya lampu tidak terhambat hanya dikarenakan pemadaman listrik oleh PLN yang membuat lampu mati. Ini dikarenakan Auto Emergency Lamp ini akan menyala secara otomatis dan mati secara otomatis pula. Hal ini disebabkan penggunaan LDR pada Auto Emergency Lamp ini yang dapat mendeteksi ada tidaknya cahaya yang nantinya akan diproses dan menyalakan lampu saat gelap secara otomatis. Auto Emergency Lamp sangat praktis karena kita tidak perlu repot-repot menghidupkan atau mematikan saklar seperti lampu senter atau lampu darurat lainnya. Ini desebabkan pada Auto Emergency Lamp saklar akan otomatis hidup atau mati tergantung kondisi LDR yang terkena cahaya atau tidak. LDR yang terkena cahaya akan mengirimkan sinyal ke IC untuk memproses dan mengeluarkannya pada lampu sehingga jika lampu mati maka Auto Emergency Lamp akan hidup dan memberikan cahaya.

 I.2. Tujuan
Dalam membuat alat ini terdapat beberapa tujuan yaitu :
 • Tujuan pertama pembuatan Auto Emergency Lamp adalah agar aktivitas masyarakat yang sangat membutuhkan cahaya lampu seperti : membaca, menulis, tidur, mandi dan lain sebagainnya tidak terganggu ketika pemadaman listrik yang terkadang terjadi secara tiba-tiba yang membuat lampu mati dan sering kali menghambat aktivitas yang sedang berlangsung.
• Tujuan yang kedua dalam pembuatan alat Auto Emergency Lamp ini adalah supaya masyarakat tidak repot-repot menghidupkan saklar agar lampu darurat menyala saat gelap dan mematikan saklar ketika terang. Ini dikarenakan adanya LDR yang dapat mendeteksi kondisi cahaya terang atau gelap.
 • Tujuan pembuatan Auto Emergency Lamp yang terakhir adalah membuat perasaan aman dan nyaman masyarakat ketika pemadaman lampu dikarenakan Auto Emergency Lamp ini sangat aman digunakan tidak seperti lilin yang selalu membuat masyarakat merasa sedikit takut dan waspada karena jika ceroboh menggunakannya maka lilin tersebut dapat membakar seisi rumah hingga membakar orang yang menyalakannya.

 BAB II STATE OF ART
Setelah melakukan penelitian dan survey mengenai alat Auto Emergency Lamp yang telah dibuat dari internet maupun di pasaran luas. Alat ini jarang sekali ditemukan. Kebanyakan lampu ddarurat yang mirip dengan alat ini tidak memiliki LDR untuk mengatur nyala matinya lampu pada saat gelap maupun terang, hal ini tentu saja merepotkan bagi masyarakat yang menggunakan lampu tersebut karena harus mengubah saklar ketika pemadaman listrik atau pada saat lampu mati. Selain itu Auto Emergency Lamp yang terdapat dipasaran kebanyakan harus diisi ulang terlebih dahulu sebelum bahkan sesudah menggunakannya, ini sangat memerlukan waktu yang lama dan jika kita lupa untuk mengisi ulang setelah pemakaian dalam waktu panjang maka saat Auto Emergency Lamp yang akan digunakan malah tidak berfungsi. Sedangkan Auto Emergency Lamp yang dibuat tidak perlu diisi ulang karna sudah langsung bisa terpasanng pada listrik di rumah. Auto Emergency Lamp yang ibuat juga tahan lama, bohlam lampu yang dipasang juga tidak cepat rusak akibat nyala terus-menerus karena pada Auto Emergency Lamp terdapat LDR yang nantinya akan membuat output lampu mati saat terang. Demikianlah alat Auto Emergency Lamp yang dibuat lebih praktis karena mudah digunakan oleh siapa saja damn juga sangat efisien karena Auto Emergency Lamp ini menghemat waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulang dan menyalakan atau mematikan lampu saat terang atau gelap tidak seperti lampu darurat lainnya juga menghemat biaya karena kita tidak sering mengganti bohlam lampu yang rusak akibat panas.

 BAB III METODE PENULISAN
III.1 Metodologi Penelitian















III.2. Rancangan Penelitian

Selasa, 08 Mei 2012

Data

Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupunsuatu konsep. Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data. Data bisa merupakan jam kerja bagi karyawan perusahaan. Data ini kemudian perlu diproses dan diubah menjadi informasi. Jika jam kerja setiap karyawan kemudian dikalikan dengan nilai per-jam, maka akan dihasilkan suatu nilai tertentu. Jika gambaran penghasilan setiap karyawan kemudian dijumlahkan, akan menghasilkan rekapitulasi gaji yang harus dibayar oleh perusahaan. Penggajian merupakan informasi bagi pemilik perusahaan. Informasi merupakan hasil proses dari data yang ada, atau bisa diartikan sebagai data yang mempunyai arti. Informasi akan membuka segala sesuatu yang belum diketahui Pengumpulan Data dengan Metode Non Tes a. Observasi Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi merupakan metode yang cukup mudah dilakukan untuk pengumpulan data. Observasi ini lebih banyak digunakan pada statistika survei, misalnya akan meneliti kelakuan orang-orang suku tertentu. Observasi ke lokasi yang bersangkutan akan dapat diputuskan alat ukur mana yang tepat untuk digunakan. b. Angket atau kuesioner (questionnaire) Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam. c. Wawancara Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari narasumber secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan narasumber. Dalam proses wawancara interviewer mengajukan pertanyaan, baik dengan meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya. d.Teknik Sampling Sampel (contoh) merupakan sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik sampling berguna agar: Mereduksi anggota populasi menjadi anggotas sampel yang mewakili populasinya (representatif), sehingga kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan. Lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak menghemat waktu, tenaga dan biaya. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sbb: Tentukan dulu daerah generalisasinya. Banyak penelitian menurun mutunya karena generalisasi kesimpulannya terlalu luas. Penyebabnya karena peneliti ingin agar hasil penelitiannya berlaku secara meluas dan menganggap sampel yang dipilihnya sudah mewakili populasinya. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat populasi. Populasi tidak harus manusia. Populasi dapat berupa benda-benda lainnya. Semua benda yang akan dijadikan populasi harus ditegaskan batas-batas karakteristiknya, sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi. Misalnya didapat dari dokumen. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: Sampling random (probability sampling), yaitu pengambilan sampel secara acak (random) yang dilakukan dengan cara undian, ordinal atau tabel bilangan random atau dengan komputer. Sampling non random (non probability sampling), yaitu pengambilan sampel secara tidak acak. Variabel Data Secara Umum Variabel : Suatu informasi tertentu yang nilainya tidak tetap Contoh : IPK, Berat Badan, Kecepatan Akses Data, Kondisi Badan dll Data : Nilai tertentu dari suatu variabel Contoh : IPK=3.24, Berat Badan=76 kg, Kecepatan Akses Data = 56 bps Kondisi Badan=Sehat dll . Variabel Penelitian : • Segala sesuatu yang menjadi obyek penelitian dan bersifat spesifik • Faktor-2 yang berperanan dalam peristiwa/gejala yang akan diteliti Kegunaan Variabel Penelitian : • Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data • Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data • Untuk pengujian hipotesis Variabel Penelitian Yang Baik : • Relevan dengan tujuan penelitian • Dapat diamati dan dapat diukur Dalam suatu penelitian, variebel perlu diidentifikasi, diklasifikasi dan didefinisikan secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis Identifikasi Variabel Penelitian : • Untuk mendata variabel-variabel yang ada dalam penelitian • Untuk menetapkan variabel-variabel utama yang akan dibahas Contoh : Suatu penelitian untuk mempelajari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk membeli Sepeda Motor “Honda” Variabel penelitian yang berpengaruh ditetapkan, misalnya : • Selera Konsumen • Tingkat Pendapatan Konsumen • Kualitas Sepeda Motor Honda • Harga Beli dan Harga Jual Klasifikasi Variabel Penelitian : • Untuk menentukan jenis variabel • Untuk menentukan alat dan metode pengumpulan data Jenis Klasifikasi Variabel dan Data Penelitian : 1. Menurut Skala Pengukurannya Variabel Data Keterangan • Nominal : Jenis Kelamin Pria, Wanita Tidak ada tingkatan/jenjang • Ordinal : Juara I, II, III Terdapat tingkatan/jenjang • Interval : Suhu Ruangan 5oC– 10oC Tidak mengenal nilai mutlak • Rasio : Berat Badan 76 kg Mengenal nilai mutlak 2. Menurut Sifat Fisik Variabel Data Keterangan • Kualitatif : Selera Suka, Tidak Suka Bukan Angka • Kuantitatif : Harga Rp. 1.750.000,- Angka 3. Menurut Cara Pengukurannya • Diskrit : Jumlah anak 3 orang Dari pencacahan • Kontinu : Luas Ruangan 102,34 m2 Dari pengukuran 4. Menurut Cara Pengumpulan • Primer : Jumlah komputer yang rusak di Lab. Secara langsung (pendataan langsung di lab. Komputer) • Sekunder : Jumlah penduduk Semarang thn 1990 Tidak langsung (dokumentasi data di Kantor BPS) 5. Menurut Sumber Data Variabel Data Keterangan • Intern : Mahasiswa mendata jumlah mahasiswa Di dalam lembaga aktif di kampusnya • Ekstern : Mahasiswa mengumpulkan data tentang Dari luar lembaga jumlah penduduk dari dokumen di BPS Definisi Operasional Variabel Penelitian : • Untuk mendefinisikan secara jelas dan tegas arti dari variabel tersebut • Untuk memberikan persepsi yang sama sehingga tidak terdapat arti yang bias Contoh : • Penghasilan Karyawan adalah pendapatan yang diterima oleh karyawan dari komponen gaji tetap ditambah upah lain yang berlaku di Perusahaan • Prestasi Akademik Mahasiswa adalah ukuran keberhasilan studi mahasiswa yang dinyatakan dengan Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa. http://flashnet.forumotion.com/t43-pengertian-data-dan-informasi

Metode Ilmiah

Metode Ilmiah Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Karakterisasi Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur Langkah-Langkah Metode Ilmiah Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol . Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi enam tahap, yaitu: Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekatpada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka. Menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusunberdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yangobjektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama). Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasilpercobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendu kung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori. http://priscapica-tugassoftskill.blogspot.com/2012/04/pengumpulan-data-jenis-data-dan.html

Karya Ilmiah

>> Hakikat dan Karakteristik Karya Ilmiah Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik. Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian. Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan. Karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca. >> Ciri-ciri Karya Ilmiah Ciri-ciri sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan bahasa. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut. Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku. >> Macam-macam Karya Ilmiah Artikel Ilmiah Popular Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis. Contoh kata ilmiah kata popular : analogi kiasan anarki kekacauan bibliografi daftar pustaka biodata biografi singkat definisi batasan diskriminasi perbedaan perlakuan eksentrik aneh final akhir formasi susunan format ukuran friksi bagian, pecahan indeks penunjuk konklusi kesimpulan kontemporer masa kini, mutakhir kontradiksi pertentangan menganalisa menguraikan prediksi ramalanpasien orang sakit * Artikel Ilmiah Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya. Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’. * Disertasi Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci. Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi. * Tesis Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’. Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi. Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri —sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri. * Skripsi Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi. Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru. * Kertas Kerja Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya. * Makalah Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka. Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa. Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan. Karena itu, aturannya tidak seketad makalah para ahli. Bisa jadi dibuat berdasarkan hasil bacaan tanpa menandemnya dengan kenyataan lapangan. Makalah lazim dibuat berdasrakan kenyatan dan kemudian ditandemkan dengan tarikan teoritis; mengabungkan cara pikir deduktif-induktif atau sebaliknya. Makalah adalah karya tulis (ilmiah) paling sederhana. >> SIKAP ILMIAH Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class of social situation” . Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek. Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara ;ain : Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen. Sikap kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat. Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek. Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya. Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain. Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti. Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya. Lebih rinci Diederich mengidentifikasikan 20 komponen sikap ilmiah sebagai berikut : Selalu meragukan sesuatu. Percaya akan kemungkinan penyelesaian masalah. Selalu menginginkan adanya verifikasi eksprimental. T e k u n. Suka pada sesuatu yang baru. Mudah mengubah pendapat atau opini. Loyal etrhadap kebenaran. Objektif Enggan mempercayai takhyul. Menyukai penjelasan ilmiah. Selalu berusaha melengkapi penegathuan yang dimilikinya. Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan. Dapat membedakan antara hipotesis dan solusi. Menyadari perlunya asumsi. Pendapatnya bersifat fundamental. Menghargai struktur teoritis Menghargai kuantifikasi Dapat menerima penegrtian kebolehjadian dan, Dapat menerima pengertian generalisasi Kesalahan dalam penulisan Karya Ilmiah Rata-rata kesalahan penulisan karya ilmiah yang menghambat penyelesaiannya adakan dikarenakan ‘tidak konsisten’ dalam penulisan. Bentuk ketidak konsisten itu menyangkut banyak hal, dapat berupa diksi, teknik mengutip, atau bahkan alur berpikir sendiri. Berbagai kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut : - salah mengerti audience atau pembaca tulisannya, - salah dalam menyusun struktur pelaporan, - salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat), - salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan, - penggunaan Bahasa Indonesia yang belum baik dan benar, - tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri), - tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah). http://skinhead4life-carigaragara.blogspot.com/2010/03/hakikat-karya-ilmiah-ciri-ciri-karya.html

Rabu, 28 Maret 2012

PENALARAN DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

A. Pengertian dan Jenis Penalaran
Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).
Secara umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif dan deduktif.
1. Penalaran Induktif dan Coraknya
Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum.
Penalaran Induktif dapat dilakukan dengan tiga cara:
a. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu. Generalisasi diturunka dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi. Sumbernya dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial ekonomi atau hukum. Dari berbagai gejala atau peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu.
Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara generalisasi adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau menyimpulkan arti tangisan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit atau tidak nyaman.
2) Berdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan menemukan bahwa kambing, sapi, onta, kerbau, kucing, harimau, gajah, rusa, kera adalah binatang menyusui. Hewan-hewan itu menghasilkan turunannya melalui kelahiran. Dari temuannya itu, ia membuat generalisasi bahwa semua binatang menyusui mereproduksi turunannya melalui kelahiran.
b. Analogi
Analogi adalah suatu proses yag bertolak dari peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan. Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik di antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan ”Apa yang berlaku pada satu hal, akan pula berlaku untuk hal lainya”. Dengan demikian, dasar kesimpula yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensial dari dua hal yang dianalogikan.
Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara analogi adalah sebagai berikut:
1) Dalam riset medis, para peneliti mengamati berbagai efek dari bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti tikus dan kera, yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter anatomis dengan manusia. Dari kajian itu, akan ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan uji coba yang ditemukan pada binatang juga akan terjadi pada manusia.
2) Dr. Maria C. Diamond, seorang profesor anatomi dari University of California tertarik untuk meneliti pengaruh pil kontrasepsi terhadap pertumbuha cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon yang isinya serupa dengan pil. Hasilnya tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon itu. Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat perkembangan otak penggunanya.
Dalam contoh penelitian tersebut, Dr. Diamond menganalogikan anatomi tikus dengan manusia. Jadi apa yang terjadi pada tikus, akan terjadi pula pada manusia.
c. Hubungan Kausal (Sebab Akibat)
Penalaran induktif dengan melalui hubungan kausal (sebab akibat) merupakan penalaran yang bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul tanpa penyebab.
Cara berpikir seperti itu sebenarnya lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya dalam dunia ilmu pengetahuan.
Contoh:
1) Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya. Tindakannya itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) adalah pertanda akan turun hujan (akibat).
2) Seorang petani menanam berbagai jenis pohon dipekarangannya, tanaman tersebut dia sirami, dia rawat dan dia beri pupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar, melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati dia cabuti. Ia melihat ternyata akar-akarnya rusak da dipenuhi rayap. Berdasarkan temuannya itu, petani tersebut menyimpulkan bahwa biang keladi rusaknya tanaman (akibat) adalah rayap (sebab).
2. Penalaran Deduktif dan Coraknya
Penalaran deduksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan sesuatu yang umum itu, ditariklah kesimpulan tentang hal-hal khusus yang merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.
Contoh :
Semua makhluk hidup akan mati
Manusia adalah makhluk hidup
Karena itu, semua manusi akan mati.
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa proses penalaran itu berlangsung dalam tiga tahap.
Pertama, generalisasi sebagai pangkal bertolak (pernyataan pertama merupakan generalisasi yang bersumber dari keyakina atau pengetahuan yang sudah diketahui dan diakui kebenarannya.
Kedua, penerapan atau perincian generalisasi melalui kasus atau kejadian tertentu.
Ketiga, kesimpulan deduktif yang berlaku bagi kasus atau peristiwa khusus itu.
Penalaran deduktif dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.
Dari pengertian di atas, silogisme terdiri atas tiga bagian yakni: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Yang dimaksud dengan premis adalah proposisi yang menjadi dasar bagi argumentasi. Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan geeralisasi atau proposisis yang dianggap bear bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu. Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menuntuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu. Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.
Contoh:
Premis mayor : Semua cendekiawan adalah pemikir
Premis minor : Habibie adalah cendekiawan
Kesimpulan : Jadi, Habibie adalah pemikir.
b. Entinem
Entiem adalah suatu proses penalaran dengan menghilangkan bagian silogisme yang dianggap telah dipahami.
Contoh:
Berangkat dari bentuk silogisme secara lengkap:
Premis mayor : Semua renternir adalah penghisap darah dari orang yang
sedang kesusahan
Premis minor : Pak Sastro adalah renternir
Kesimpulan : Jadi, Pak Sastro adalah peghisap darah orang yag
kesusahan.
Kalau proses penalaran itu dirubah dalam bentuk entinem, maka bunyinya hanya menjadi ”Pak Sastro adalah renternir, yang menghisap darah orang yang sedang kesusahan.”

B. Hubungan Menulis Karya Ilmiah dengan Penalaran
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Atas dasar itu, sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi tiga syarat:
1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah
3. Sosok tampilannya sesuai da telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah. Penalaran dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan.
Metode berpikir keilmuan sendiri selalu ditandai dengan adanya:
1. Argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan
2. Dukungan fakta empirik
3. Analisis kajia yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji.

C. Salah Nalar, Pengertian dan Macamnya
Salah nalar (reasioning atau logical fallacy) adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan atau ketidaktahuan.

Contoh sederhana:
Seseorang mengatakan, ”Di sekolah, Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang terpenting. Tanpa menguasai Bahasa Indonesia seorang siswa tidak mungkin dapat memahami mata pelajaran lainnya dengan baik.”
Pernyataan tersebut tidaklah tepat. Bahwa Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran penting, memang benar. Tetapi kalau dikatakan terpenting, tampaknya perlu dipertanyakan.
Salah tafsir dapat terjadi karena kekeliruan induktif, deduktif, penafsiran relevansi dan peggunaan otoritas yang berlebihan.
Salah nalar dapat dibedakan atas 4 (empat) macam:
1. Generalisasi yang terlalu luas
Salah nalar ini terjadi karena kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap menggampangkan, malas mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yag terbatas. Paling tidak ada dua kesalahan generalisasi yang muncul:
a. Generalisasi sepintas (Hasty or sweeping generalization)
Kesalahan terjadi karena penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikit.
Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.
Pernyataan tersebut tidaklah benar, karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Karena masih banyak faktor penentu lain yang teribat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
b. Generalisasi apriori
Salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya. Kesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka. Karena suatu anggota dari suatu suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama.

Contoh: Semua pejabat pemerintah korup; Para remaja sekarang rusak moralnya; Zaman sekarang, tidak ada orang berbuat tanpa pamrih; dan sebagainya.
2. Kerancuan analogi
Kerancuan analogi disebabkan karena penggunaan analogi yang tidak tepat. Dua hal yang diperbandingkan tidak memiliki kesamaan esensial (pokok).
Contoh:
”Negara adalah kapal yang berlayar menuju tanah harapan. Jika nahkoda setiap kali harus meminta anak buahnya dalam menentukan arah berlayar, maka kapal itu tidak akan kunjung sampai. Karena itu demokrasi pemerintahan tidak diperlukan, karena menghambat.”
3. Kekeliruan kasualitas (sebab akibat)
Kekeliruan kasualitas terjadi karena kekeliruan menentukan sebab.
Contoh:
a. Saya tidak bisa berenang, karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang.
b. Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan
4. Kesalahan relevansi
Kesalahan relevansi akan terjadi apabila bukti yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah kesimpulan. Corak kesalahan ini dapat dirinci menjadi 3 (tiga) macam:
a. Pengabaian persoalan (ignoring the question)
Contoh:
Korupsi di Indonesia tidak bisa diberantas, karena pemerintah tidak memiliki undang-undang khusus tentang hal itu.
b. Penyembunyian persoalan (biding the question)
Contoh:
Tidak ada jalan lain untuk memberantas korupsi kecuali pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri.

c. Kurang memahami persoalan
Salah nalar ini terjadi karena penulis mengemukakan pendapat tanpa memahami persoalan yang dihadapi dengan baik. Sehingga pendapat yang disampaikan tidak mengena atau berputar-putar dan tidak menjawab secara benar atau persoalan yang terjadi.
5. Penyandaran terhadap prestise seseorang
Salah nalar disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinya.
Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut:
a. Orang itu diakui keahliannya oleh orang lain
b. Pernyataan yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang dibahas.
c. Hasil pemikirannya dapat diuji kebenarannya
Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis tidak boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut merupakan orang terpandang, terkenal atau kaya raya dan baik status sosial ekonominya.

http://mardiya.wordpress.com/2010/11/29/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah-oleh-mardiya/

Perencanaan dan Struktur Penulisan Ilmiah

Tahap penulisan karya ilmiah

* Tahap persiapan
* Tahap pengembangan
* Tahap revisi

Format dan Sistematik Karangan Ilmiah :

1. Memilih Judul (Topik)

* Berisi masalah yang dibahas
* Bermanfaat untuk penulis dan orang lain
* Permasalahan yang menarik untuk dibahas dan dibaca
* Menguasai topik yang akan dibahas
* Mudah dalam memperoleh bahan yang akan diteliti

2. Nama Penulis

Nama penulis artikel hendaknya tanpa disertai gelar akademik atau profesional guna menghindari bias seniorita dan wibawa serta inferioritas penulis.


3. Abstrak dan Kata kunci

Berisi ringkasan dari isi artikel yang dituangkan secara padat, bukan pengantar atau pengantar penulis.

4. Pendahuluan

Menguraikan hal-hal yang dapat menarik perhatian pembaca dan hendaknya berisi paparan tentang permasalahan penelitian, wawasan dan rencana penulis dalam rangka pemecahan masalahnya.

Yang terdiri dari :
Latar Belakang Masalah

Menguraikan mengapa penulis sampai kepada pemilihan topik permasalahan yang bersangkutan.
Rimusan Masalah ( boleh ada, boleh tidak )
Masalah dan Pembatasan Masalah
Memberikan batasan yang jelas bagian mana dari persoalan yang dikaji dan bagian mana yang tidak.
Tujuan Penulisan
Menggambarkan hasil-hasil yang diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.


Metode Penelitian
Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.

Jenis-Jenis Metode Penelitian :
a. Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal.
b. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
c. Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.
Bila penulis melakukan Praktek Kerja, laporan ditulis menurut format penulisan ilmiah).


Hasil Penelitia
Menguraikan hasil penelitian yang mencakup semua aspek yang terkait dengan penelitian dan hasil penelitian hendaknya disajikan secara padat, dan komunikatif.

Analisa dan Pembahasan
Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.

Kesimpula
Merupakan bagian akhir yang pada dasarnya mengakhiri diskusi dengan sesuatu pendirian atau menyodorkan beberapa alternatif penyelesaian.



Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.

Bagian Akhir
Ucapan Terima Kasih
Berisi ucapan-ucapan terima kasih kepada yang telah membantu menyelesaikan penulisan karangan ilmiah.


Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan.


Daftar Simbol
Berisi deretan simbol-simbol yang digunakan di dalam penulisan, lengkap dengan keterangannya (jika ada).

Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, program, gambar, perhitungan-perhitungan, grafik, atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.

Referensi :
http://susilawati.wordpress.com/2009/03/12/apa-sih-karya-tulis-ilmiah-itu/
Penulisan Karya Ilmiah & Etika Riset. Universitas Al Azhar Indonesia

Kamis, 15 Maret 2012

Topik dan Judul

TOPIK
Kalimat topik adalah kalimat yang paling terpenting dalam sebuah paragraph karena merupakan ide utama dalam paragraph tersebut. Topik juga mengontrol dan membatasi ide yang didiskusikan dalam paragraph. Kalimat topik dibagi menjadi dua bagian yaitu topik dan pengontrol ide, sedangkan topik adalah subject yang kita bicarakan.
Syarat topik yang baik,adalah :
a. Topik harus menarik perhatian penulis.
Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang penulis secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya.Suatu topik sama sekali tidak disenangi penulis akan menimbulkan kesalahan.Bila terdapat hambatan ,penulis tidak akan berusaha denngan sekuat tenaga untuk mengumpulkan data dan fakta yang akan digunakan untuk memecahka masalah.
b. Diketahui oleh penulis.
Penulis hendaklah mengerti atau mengetahui meskipun baru prinsip-perinsip ilmiahnya.
Contoh:
• Mencari sumber-sumber data .
• Metode atau penerapan yang digunakan.
• Metode analisis yang akan digunakan.
• Buku-buku referensi yang digunakan.
c. Jangan terlalu baru,jangan terlalu teknis dan jangan terlalu kontroversial.
Bagi penulis pemula,topik yang baru kemungkinan belum ada referensinya dalam kepustakaan.Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis bila tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya.Topik yang kontroversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak secara objektif.
d. Bermanfaat.
Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan sehari-hari maupun dari segi praktis.
e. Jangan terlau luas.
Penulis harus membatasi topik yang akan ditulis.Setipa penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan berbatas untuk digarap sehingga tulisannya dapat terfokus.
f. Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
g. Topik yang dipilih harus yang menarik.
h. Topik yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
i. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
j. Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya. topik yang di pilih jangan terlalu baru.
k. Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.
Cara pembatasan Topik yaitu :
Pembatasann topik sekurang-kurangnya dapat membantu pengarang dalam beberapa hal:
• Memungkinkan pennulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik tersebut benar-benar diketahuinya.
• Memungkinkan penulis mengadakan penelitian lebih intensif mengenai masalahnya.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan cara;
a. Tetapkanlah topik dalam kedudukan central.
Contoh; Komunikasi.
b.Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci , bila dapat tetapkan lah.
c.Tetpkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih
d. Ajukan pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.


JUDUL
Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Judul juga merupakan nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan.
Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, shingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi, contohnya : “Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai.
Judul karangan sedapat-dapatnya
a.. singkat dan padat,
b. menarik perhatian, serta
c. menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.
Syarat Judul yang baik, yaitu :
a. Asli
Jangan menggunakan judul yang sudah pernah ada, bila terpaksa dapat dicarikan sinonimnya.
b. Relevan
Setelah menulis,baca ulang karangan anda, lalu carilah judul yang relevan dengan karangan anda ( harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut).
c. Provokatif
Judul tidak boleh terlalu sederhana, sehingga(calon) pembaca sudah dapat menduga isi karangan anda, kalau(calon) pembaca sudah dapat menebak isinya tentu karangan anda sudah tidak menarik lagi.
d. Singkat
Judul tidak boleh bertele-tele, harus singkat dan langsung pada inti yang ingin dibicarakan sehingga maksud yang ingin disampaikan dapat tercermin lewat judul.
e. Harus bebentuk frasa
f. Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,
g. Tanpa tanda baca di akhir judul karangan,
h. Menarik perhatian,
i. Logis,
j. Sesuai dengan isi.
Judul dibagi menjadi dua,yaitu :
1. Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
2. Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

http://astutimulefa.blogspot.com/2010/04/topik-tema-dan-judul.html

Kamis, 05 Januari 2012

Mimpiku Impianku

Pertanyaan yang membuatku tersenym..
"Setelah Lulus mau jadi apa?"
jadi apa?
Sebenarnya yang harus di pertanyakan adalah "Aku bisa apa?".Tapi simple untuk hidupku yang terpenting adalah apa yang aku miliki bisa bermanfaat untuk orang lain.Mungkin ini pikiran kuno,tapi itulah yang aku inginkan.Kembali ke Kampung dimana aku dilahirkan,Mengembangkan potensi diri di sana.Melakukan apa yang aku bisa untuk menjadikan Kampung ku jadi lebih baik.
Mengubah pemikiran kalau pendidikan tak penting,Merubah paradigma kalau sekolah hanya membuang-buang waktu.

Waktu Yang Terlalaikan

Hari pertama,tahajudku tertinggal dan aku begitu sibuk akan duniaku hingga zuhurku,kuselesaikan saat ashar mulai memanggil dan sorenya ku lewati saja masjid yg mengumandankan azan magrib dengan niat ku lakukan bersama isya itupun terlaksana setelah acara TV selesai.



hari kedua,tahajudku tertinggal lagi dan hal yg sama aku lakukan sebagaimana hari pertama



hari ketiga,aku lalai lg akan tahajudku temanku memberi

hadiah novel best seller yg lebih dari 200 halaman dalam waktu tidak 1 hari

aku telah selesai membacanya tapi...enggan sekali aku menbaca Al-Qur'an walau cuma 1 juzz Al-Qur'an yg 114 surah,hanya 1,2 surat yg kuhapal itu pun dengan terbata-bata.tapi...ketika temanku bertanya tentang novel tadi betapa mudah dan lancarnya aku menceritakan.



hari keempat,kembali aku lalai lagi akan tahajudku sorenya aku datang keseletan jakarta dgn niat mengaji tapi ku biarkan ustadku yg sedang mengajarkan kebaekan kubiarkan ustadku yg sedang mengajarkan lebih luas tentang agamaku aku lebih suka mencari bahan obrolan dgn teman.yg ada di samping kiri dan kananku padahal bada magrib tadi betapa sulitnya aku merangkai kata-kata utk ku panjatkan saat berdo'a.



hari kelima,aku lupa akan tahajudku kupilih shaf paling belakang dan aku mengelu saat imam sholat jum'at kelamaan bacaannya,padahal betapa dekat jaraknya aku dgn televisi dan betapa nikmat,serunya saat perpanjangan waktu sepak bola favoritku tadi malam.



hari keenam,semakin lupa akan tahajudku kuhabiskan waktu di Mall dan bioskop bersama teman-temanku demi memuaskan nafsu mata dan perutku sampai puluhan ribu tak terasa keluar,aku lupa...waktu di perempatan lampu merah tadi saat wanita tua mengetuk kaca mobilku,hanya uang dua ratus rupiah kuberikan itupun tanpa menoleh.



hari ketujuh,bukan hanya tahajudku tapi shubuhku pun tertinggal aku bermalas2an di tempat tidurku menghabiskan waktu selang beberapa saat di hari ketujuh itu juga aku tersentak kaget mendengar kabar temanku kini telah terbungkus kain kafan padahal baru tadi malam aku bersamanya dan malam tadi dia dgn missccallnya mengingatkan aku tentang tahajud.



kematian kenapa aku baru gemetar mendengarnya,?padahal dari dulu sayap-sayapnya selalu mengelilingiku dan dia bisa hinggap kapanpun dia mau.



Dari hari kehari,bulan dan tahun yg wajib jarang aku lakukan apalagi yg sunah kurang mensyukuri walaupun KAU kau tak pernah meminta berkata kuno akan Nasehat kedua orang tuaku padahal keringat dan air matanya telah terlanjur menetes demi aku.



Ya Allah,andai ini merupakan suatu titik Hidayah walaupun iman ku belum seujung kuku hitam aku hanya ingin detik ini hingga nafas ku yg saat nanti tersisa tahajud dan sholatku meninggalkan bekas saat aku melipat sajadahku..Allahuma Amin ya Allah..



sampaikan walaupun satu ayat

Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir

Paragames ASEAN 2011

Pesta Olahraga Difabel Asia Tenggara (bahasa Inggris: ASEAN ParaGames) adalah ajang olahraga dua tahunan yang diadakan setelah Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games) untuk atlet-atlet yang mengalami cacat fisik (difabel). ASEAN ParaGames diikuti oleh 11 negara yang terletak di Asia Tenggara. Ajang ini mengikuti konsep dan merupakan ajang persiapan Paralimpiade.

Dengan mengikuti pola Paralimpiade, ASEAN ParaGames merupakan pesta olahraga dua tahunan. Atlet-atlet difabel dari negara-negara ASEAN - Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam berkompetisi di acara ini.

ASEAN ParaGames dibawah pengawasan ASEAN Para Sports Federation (APSF). Tuan rumah penyelenggaraan ajang ini sama dengan negara penyelenggara SEA Games.
Sebanyak 76 rekor waktu terpecahkan selama pertandingan cabang renang pesta olahraga penyandang disabilitas tingkat Asia Tenggara atau ASEAN Paragames 2011 di Solo, Jawa Tengah.

Sebanyak 23 dari 76 rekor yang terpecahkan dicetak oleh perenang-perenang Indonesia. Sejumlah perenang Indonesia yang berhasil memecahkan rekor di antaranya Daniel Carlos Patay pada kategori SB6, Mulyana pada kategori S5, serta Rahmadi Masrani yang berhasil memecahkan rekor di nomor 50 meter gaya bebas putera kategori S9 yang harus puas memperoleh medali perak.

Bahkan, tidak sedikit pula para perenang Indonesia yang memecahkan lebih dari dua rekor, seperti Agus Ngaimim yang turun pada kategori S6, Steven Sualang pada kategori S10, Gusmalayanti pada kategori S7 puteri, serta Apia Rumboru pada kategori S10 puteri.

Indonesia meraih juara umum ASEAN Paragames 2011 untuk cabang renang dengan 35 emas, 22 perak, dan 18 perunggu. Indonesia ditempel kontingen Thailand yang mengoleksi 33 emas, 33 perak, dan 18 perunggu. Adapun posisi ketiga ditempati Vietnam yang mengoleksi 22 emas, 20 perak dan 8 perunggu.

http://yodi-adhari.blogspot.com/2011/12/pesta-olahraga-paragames-asean-2011.html